Sabtu, 11 April 2015

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Udara dalam Ruangan



Kualitas udara dalam ruang suatu gedung sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam gedung sendiri maupun dari luar gedung. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara dalam ruang adalah:
1.    Faktor Fisik
a.     Suhu/ Temperatur
Menurut standar Baku Mutu sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405/Menkes/SK/XI/2002, suhu yang dianggap nyaman untuk suasana bekerja di perkantoran adalah 18-28°C.
Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH) merekomendasikan bahwa suhu tidak boleh melebihi 26°C untuk pria dan 24°C bagi perempuan. Dalam beberapa sumber, suhu yang sesuai yang direkomendasikan adalah 20-24°C untuk musim dingin dan 22-26°C untuk musim panas. Dalam laporan yang berasal dari European Commision, menunjukkan bahwa suhu antara 20 dan 26°C merupakan suhu yang cocok bagi lingkungan kerja.
b.    Kelembaban
Berdasarkan ASHRAE kelembaban yang dipersyaratkan adalah antara 30-60%, sementara menurut standar Baku Mutu sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405/Menkes/SK/XI/2002, kelembaban dalam ruangan kerja adalah 40-60%.
c.    Debu Total
Menurut Standar Nasional Indonesia (BSN, 2004) debu adalah partikel padat yang terbentuk karena adanya kekuatan alami atau mekanik seperti penghalusa (grinding), penghancuran (crushing), peledakan (blasting) pengayakan (shaking) dan atau pengeboran (drilling). Debu total adalah debu di udara tempat kerja pada semua ukuran. Pengukuran suhu di tempat kerja dilakukan setinggi zona pernapasan yaitu area setengah lingkaran dari lubang hidung tenaga kerja dengan diameter 0,6 m di sekitar kepala dan bahu (BSN, 2004).
Menurut standar Baku Mutu sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405/Menkes/SK/XI/2002, konsentrasi debu total dalam ruangan kerja adalah 0,15 mg/m3.
2.    Faktor Kimia
a.    Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida merupakan pencemaran udara yang paling besar dan umum dijumpai. Sebagian besar CO terbentuk akibat proses pembakaran bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan bakar. Karbon monoksida pada udara ruang biasanya berasal dari peralatan-peralatan yang digunakan dan mudah terbakar (Pudjiastuti dkk, 1998).
b.    Karbon dioksida (CO2)
Konsentrasi karbondioksida dalam atmosfer yang tidak tercemar sekitar 0,03%. Tetapi 5% udara yang kita keluarkan adalah karbon dioksida, sehingga bila kita berada dalam ruangan yang ventilasinya kurang baik, menyebabakan kenaikan CO2 dalam ruang (Pudjiastuti dkk, 1998).
3.    Faktor Mikrobiologi
Mikroorganisme dapat berasal dari lingkungan luar (seperti serbuk sari, jamur dan spora) dan dapat pula berasal dari dalam ruang (seperti serangga, jamur pada ruang yang lembab, kutu pada binatang peliharaan dan bakteri). Mikroorganisme yang sering dijumpai di dalam ruang adalah bakteri, jamur, serangga atau partikel-partikel biologi lainnya. Mikroorganisme yang tersebar di dalam ruangan dikenal dengan istilah bioaerosol (Pudjiastuti dkk, 1998).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar