Suatu hari,
hiduplah dua kakak beradik yang saling menyayangi di sebuah lembah. Mereka
berdua bahu-membahu untuk menjaga Ibu mereka yang sudah renta dan janda.
Setelah kematian Ibu, keduanya selalu membagi rata apa yang menjadi kebutuhan
mereka. Keduanya juga bekerja dengan rajin, sejak matahari terbit hingga
terbenam untuk menghasilkan sesuatu yang paling baik dari bidang yang mereka
kerjakan. Karena tidak pernah gagal, mereka berdua punya hasil panenan yang
besar di lembah.
Di suatu musim
gugur, dalam satu panenan terakhir padi, sang Kakak merasa kalau Adiknya
membutuhkan beras untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Maklum saja, Adik
baru saja menikahi seorang gadis pujaan hatinya. Sang Kakak pun berencana untuk
membawa satu karung beras untuk diberikan secara diam-diam di gudang
penyimpanan beras sang Adik. Soalnya, jika diberikan langsung sang Adik pasti
akan menolaknya. Jadi, malam itu dia segera membawa satu karung beras ke gudang
penyimpanan Adiknya. Keesokan harinya, ketika merapikan gudang penyimpanan
berasnya sendiri, sang Kakak terkejut menemukan masih memiliki karung beras
dalam jumlah yang sama. Padahal, sebelumnya satu karung beras telah diberikan
untuk adiknya. "Ini aneh," pikirnya sambil menggelengkan kepala,
"Aku yakin telah mengambil karung berasku dan kuberikan pada adik
semalam." Lalu, sang Kakak menghitung kembali karung berasnya. Hasilnya
tetap sama. Sang Kakak menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia memutuskan
memberikan kembali satu karung beras untuk Adiknya. Jadi, ketika malam telah
larut, dia membawa satu karung beras untuk diberikan ke rumah saudaranya.
Lagi-lagi, keesokan harinya, sang Kakak terkejut menemukan karung berasnya
memiliki jumlah yang sama lagi. Sama, dia memutuskan untuk memberikan satu
karung beras untuk Adiknya. Selepas makan malam, sang Kakak keluar dari
rumahnya sambil mengangkut karung beras di pundaknya.
Saat itu bulan
purnama dengan jelas menerangi jalan setapak. Maka, sang Kakak bisa dengan
mudah melihat sekitar. Di saat itulah, dia melihat seorang pria membawa sesuatu
yang besar di punggungnya turun ke jalan. Mereka berdua kemudian berpapasan.
Untuk sesaat mereka terdiam. Begitu sang Kakak menyadari bahwa di depannya
adalah sang Adik, begitu pula sang Adik, keduanya tertawa dan hangat. Kini
mereka berdua bisa memahami misteri di balik tidak berubahnya jumlah karung
beras yang ada di gudang penyimpanan. Sang Adik mengira Kakaknya lebih
membutuhkan beras karena dia memiliki keluarga yang lebih besar dibandingkan
dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar