Pengukuran Kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang
sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa
indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Pengukuran kinerja
digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi. Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan
mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui
hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun proses (Junaedi,
2002:380-381).
Kinerja dalam sebuah organisasi
dimaksudkan sebagai tingkat capaian (prestasi) dari organaisasi dalam melakukan
aktivitasnya dalam periode tertentu. Kinerja merupakan cerminan apakah
organisasi atau perusahaan telah berhasil atau belum dalam melakukan
aktivitasnya. Pengukuran kinerja pemasok menjadi salah satu faktor penting
karena merupakan salah satu bagian dari satrategi perusahaan untuk bersaing
dengan pesaingnya dalam hal meningkatkan layanan ke konsumen. Evaluasi ke
konsumen sesuai dengan karakteristik masing-masing item yang di pasok. Ada
beberapa tolok ukur untuk dapat menilai suatu kinerja, tetapi pada dasarnya
dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu subyektif dan obyektif. Ukuran obyektif
biasanya berkaitan dengan profitabilitas dari hasil penjualan produknya dan
indikator subyektif, profitabilitas ditentukan oleh persepsi manajer terhadap
profiitabilitas kegiatan perusahaannya (Wasis Budiarto dan Ristrini, 2004).
Salah satu
aspek penting dalam manajemen rantai pasokan adalam kinerja pasokan dan
perbaikan secara berkelanjutan. Menciptakan manajemen kinerja yang efektif di
perlukan sistem pengukuran yang mampu mengevaluasi kinerja supply chain secara
holistik. Sistem pengukuran di perlukan untuk melakukan monitoring dan
pengendalian dan menkomunikasikan tujuan organisasi ke fungsi- fungsi
organisasi (Pudjawan, 2010)
Kinerja pemasok memiliki dampak
langsung terhadap daya saing perusahaan. Para pemasok telah mengembangkan suatu
sistem untuk menyampaikan produk yang benar, kualitas produk yang tinggi,
menyampaikannya tepat waktu dam meminimalisasi kerusakan dalam perpindahan
produk, meminimalisasi persediaan serta mendukung kemampuan pabrik untuk
mencapai produksi dengan biaya yang optimal, memperkecil persediaan dalam
proses, meningkatkan kualitas produk akhir dan penyerahan ke pelanggan tepat
waktu (Narasimkan dan Jayaram,1998). Menjamin kinerja pemasok yang tinggi dalam
komponen kualitas dan ketepatan pendistribusian, maka perusahaan dapat memiliki
daya saing yang tinggi dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar