Keunggulan bersaing perusahaan adalah suatu kemampuan
perusahaan untuk menciptakan dan mempertahanakan superioritasnya terhadap para
pesaing-pesaingnya dalam persaingan pasar (Porter, 1993). Bersadarkan fenomena
yang terjadi di negara-negara maju, ternyata kunci dari peningkatan kinerja
perusahaan terletak pada kemampuan perusahaan dalam bekerja sama dengan mitra
bisnisnya. Didalam hal ini yaitu mereka yang memberikan pasokan-pasokan
kebutuhan perusahaan, keunggulan kompetitif ini dapat dicapai melalui berbagai
jalan, dan salah satunya adalah melalui SCM.
Salah satu tujuan utama perusahaan adalah kepuasaan
pelanggan yang akan menjamin profitabilitas dan kelangsungan hidup perusahaan
serta lebih jauh lagi yaitu mencapai keunggulan bersaing (Wullur, 2006: 43).
Keunggulan bersaing perusahaan adalah
suatu kemampuan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan superioritasnya
terhadap pesaing-pesaingnya dalam persaingan pasar. Berdasarkan fenomena yang
terjadi di negara-negara maju, ternyata kunci dari peningkatan kinerja
perusahaan terletak pada kemampuan perusahaan dalam bekerja sama dengan mitra
bisnisnya, dalam hal ini ialah mereka yang memberikan pasoka-pasokan kebutuhan
perusahaan.
Dahulu hubungan antara perusahaan dengan pemasoknya
(upstream) dan perusahaan dengan pelanggannya (downstream) dianggap sebagai
hubungan antar pihak yang berlainan kepentingan bahkan berlawanan, sehingga
kurang ada kerja sama yang erat. Hal seperti ini disebabkan banyak perusahaan
kurang sadar bahwa dalam hubungan bisnis antar mereka telah sering terjadi
banyak biaya yang terbuang yang tidak memberikan nilai tambah yang sepadan,
baik bagi mereka sendiri bahkan bagi pelangannya, sehingga menghambat daya
saing mereka. Kini mulai disadari bahwa persaingan yang terjadi sebetulnya
bukan antara perusahaan downstreams
atau upstream, tetapi antara supply chain yang satu dengan yang lain.
(lndrajit dan Djokopranoto, 2002). Singkronisasi antara pemasok dan pembelinya
akan menghasilkan dampak terhadap kinerja perusahaan, pembeli dan perusahaan
pemasoknya (Bowersox et al, 2002).
Keunggulan bersaing adalah menciptakan nilai pelanggan
yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah di bandingkan pesaing
atau menciptakan nilai yang setara dengan biaya yang lebih rendah di bandingkan
pesaing (Hansen and Mowen, 2002).
Didalam
mengukur elemen-elemen keunggulan bersaing mengacu pada indikator-indikator
yang di kembangkan oleh Wheleen dan Hunger (2003) yang terdiri atas :
1.
Keunggulan
biaya, mengacu pada strategi bersaing biaya rendah di bandingkan dengan pesaing.
2.
Differensiasi,
mengacu pada keistimewaan atau ciri khas pada produk atau pelayanan unik di
bandingkan dengan pesaing.
3.
Fokus
biaya, mengacu pada strategi besaing biaya rendah di bandingkan dengan pesaing
pada segmen tertentu.
4.
Fokus
differensiasi, mengacu pada keistimewaan atau ciri khas pada produk atau
pelayanan unik di bandingkan pesaing pada segmen tertentu.
Strategi keunggulan biaya dan
differensiasi mengusahakan keunggulan bersaing dalam jajaran luas segmen
industri, sementara strategi fokus di tujukan pada keunggulan biaya atau differensiasi
dalam segmen yang sempit. Ide yang mendasari konsep strategi generik ini adalah
keunggulan bersaing yang merupakan inti dari setiap strategi dan pencapaian
keunggulan bersaing membuat perusahaan harus membuat pilihan keunggulan
bersaing apa yang ingin di capai dan dalam cakupan aktivitas mana perusahaan
akan mencapainya (Porter, 1993).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar