Ramalan dan
Zodiak
Dalam astrologi, horoskop adalah
sebuah bagan atau diagram yang menggambarkan posisi Matahari, bulan,
planet-planet,aspek-aspek astrologis, dan sudut-sudut sensitif pada saat kelahiran seorang anak. Kata horoskop berasal dari bahasa Yunani, horoskopos (jamak: horoskopoi) yang berarti
"mengamati", "memeriksa waktu", jam, atau "tanda
(tanda-tanda) jam". Kata ini digunakan sebagian metode ramalan mengenai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan waktu-waktu
tertentu yang digambarkan dalam dasar-dasar astrologi horoskopis.
Dalam penggunaan sehari-hari horoskop seringkali dihubungkan dengan
penafsiran sang astrolog, yang biasanya dilakukan
melalui sistem lambang-lambang astrologi. Dalam berbagai suratkabar dan majalah
kita dapat menemukan kolom atau artikel yang memuat ramalan-ramalan yang
didasarkan pada posisi Matahari dalam kaitannya dengan hari kelahiran
seseorang.
Astrologi adalah Ilmu yang
menghubungkan antara gerakan benda-benda Tata Surya,(planet, bulan,dan
matahari)dengan nasib manusia. Karena semua planet,matahari dan bulan beredar
di sepanjang lingkaran Ekliptik, otomatis mereka semua juga beredar di antara
Zodiak. Ramalan Astrologi didasarkan pada kedudukan benda-bendaTata Surya di dalam
Zodiak.
Seseorang akan menyandang tanda zodiaknya
berdasarkan kedudukan matahari di dalam zodiak pada tanggal kelahirannya.
Misalnya, orang yang lahir awal desember akan berzodiak Sagittarius,
Karena pada tanggal tersebut Matahari berada di wilayah rasi bintang Sagittarius.
Kedudukan Matahari sendiri dibedakan antara waktu
tropikal danwaktu sideral yang menyebabkan terdapat dua macam zodiak,
yaitu zodiak tropikal danzodiak sideral. Sebagian besar astrologer
Barat menggunakan zodiak tropikal.
Pandangan
Islam terhadap Ramalan
Seperti yang telah dijabarkan
pada pengertian ramalan dan zodiak diatas, tentu saja nama-nama Ramalan Zodiak Bintang yang kita kenal
tsb. hanyalah sebuah istilah yang diciptakan manusia berdasarkan pemahaman
mereka terhadap alam dunia ini. Primbon atau perhitungan Jawa yang banyak
dipakai orang untuk memulai sesuatu pekerjaan, memberi nama anak atau bayi,
menghitung nasib, karakter, peruntungan, jenis pekerjaan, jodoh, cinta,
berdasarkan perhitungan tersebut tentu saja hal itu hanya sebuah peradaban yang
tidak bisa dijadikan pegangan. Ramalan Bintang sudah ada sejak
dahulu kala, ketika itu manusia memperhatikan perjalanan serta keadaan bintang
- bintang dilangit beserta planetnya.Mereka percaya, bahwa ada suatu sebab akibat
antara susunan planet dilangit dengan nasib serta perjalanan hidup seorang
manusia. Jadi yang namanya Ramalan Bintang tersebut merupakan sebuah peradaban
atau kebudayaan manusia semata.
Mengenai
Ramalan Zodiak kita bisa lihat Ramalan Bintang menurut Dr. Yusuf Qardhawi,
cendekiawan muslim asal Qatar, ramalan bintang adalah ilmu rekaan yang
menghubung-hubungkan pergerakan bintang dalam sistem tata surya dengan sesuatu
yang akan terjadi kemudian di kehidupan manusia. Menurut Islam, bintang-bintang
itu adalah sebagian dari makhluk Allah SWT yang tunduk akan sunnah-Nya. Jadi orang yang
mempercayai ramalan bintang sebagai sesuatu yang benar, maka ia termasuk orang
yang kufur.
Dalam
sebuah hadis Nabi dijelaskan, “Barang siapa mendatangi ahli nujum, kemudian ia
mempercayai terhadap apa-apa yang diucapkan, maka ia telah kafir terhadap apa
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.” (HR Al Bazzar)
Menurut Islam, semua
hari adalah baik. Dulu pada jaman Jahiliyah, masyarakat Arab mempercayai bahwa
menikah di bulan syawwal atau bulan-bulan haram seperti muharram akan
mendatangkan malapetaka. Rasulullah s.a.w. kemudian mengikis kayakinan
tersebut, beliau menikahi Aisyah r.a. pada bulan syawwal. Beliau juga
menikahkan puterinya Fatimah pada bulan shafar dan sebagian riwayat mengatakan
awal bulan Muharram.
Hukum Membaca Ramalan dan Zodiak
Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam
bersabda: “Siapa yang mempelajari ilmu
nujum berarti iatelah mempelajari cabang dari ilmu sihir, apabila bertambah
ilmunujumnya maka bertambah pulalah ilmu sihirnya.” (HR Ahmad dengan sanad
hasan).Hadits ini dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa ilmu nujum (yang
termasuk dalam hal ini adalah ramalan bintang) merupakan bagian dari sihir.
Bahkan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam menyatakan bahwa apabila ilmu
nujum-nya itu bertambah, maka hal ini berarti bertambah pula ilmu sihir yang
dipelajari orang tersebut. Sedangkan hukum sihir itu sendiri adalah haram dan
termasuk kekafiran, sebagaimanaAllah berfirman yang artinya:
“Dan
mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan- syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa
Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman
tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan-lah yang kafir (mengerjakan sihir).” (Qs. Al Baqarah:
102)
Seseorang yang mempercayai ramalan
bintang, secara langsungmaupun tidak langsung menyatakan bahwa ada zat
selainAllah ta’ala yang mengetahui perkara gaib. Padahal Allah ta’ala telah
menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa tidak ada yang mengetahui perkara yang gaib
kecuali Dia. Allah ta’ala berfirman yang artinya:
“Katakanlah:
Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.” (Qs. An
Naml:65).
Dalam ayat lain, Allah menegaskanbahwa
tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi besok,
sebagaimana firmanNya yang artinya,
“Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-`lah yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan
mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs.
Luqman: 34).
Klaim bahwa ada yang mengetahui ilmu
gaib selain Allah adalah kekafiran yang mengeluarkan dari islam. Imam Bukhari
ra telah meriwayatkan di dalam kitab sahihnya bahawa Qatadah, seorang ulama
tabien yang terkenal telah berkata
“ Allah telah menciptakan bintang-bintang
untuk tiga perkara iaitu perhiasan langit, pelempar
syaitan dan sebagai tanda-tanda penunjuk arah maka barangsiapa yang mentafsirkan bintang- bintang selain dari tiga perkara ini maka ianya adalah salah dan sia-sia iaitu mensia-siakan nasibnya serta
memaksa dirinya dengan sesuatu yang dia tidak
mempunyai ilmu untuk mengetahuinya.”
Orang yang membaca ramalan bintang/zodiak baik itu di majalah, koran,
website, melihat di TV ataupun mendengarnya di radio memiliki rincian hukum
seperti hukum orang yang mendatangi dukun, yaitu sebagai berikut:
Jika ia membaca zodiak, meskipun ia tidak membenarkan ramalan
tersebut. maka hukumnya adalah haram, sholatnya tidak diterima selama 40 hari.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam yang artinya,
“Barangsiapa yang mendatangi peramal, lalu menanyakan
kepadanya tentang sesuatu, makatidak diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim)
Jika ia membaca zodiak kemudianmembenarkan ramalan zodiak tersebut,
maka ia telah kufur terhadap ajaran Muhammad Shallahu alaihi wasallam.
Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun,
lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka ia telah kufurdengan wahyu yang
diturunkan kepada Muhammad Shallahu alaihi wasallam.” (Hadits sahih Riwayat Imam Ahmad dan Hakim).
a.
Ramalan Bintang Termasuk Ilmu Nujum/Perbintangan
Zodiak adalah tanda bintang seseorang yang didasarkan pada
posisi matahari terhadap rasi bintang ketika orang tersebut dilahirkan. Zodiak
yang dikenal sebagai lambang astrologi terdiri dari 12 rasi bintang (Aries,
Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn,
Aquarius dan Pisces). Zodiak ini biasa digunakan sebagai ramalan nasib
seseorang, yaitu suatu ramalan yang didasarkan pada kedudukan benda-benda tata
surya di dalam zodiak (disarikan dari website Wikipedia). Dalam islam, zodiak
termasuk ke dalam ilmu nujum/Perbintangan.
b. Ramalan Bintang Adalah
Sihir
Rasulullah Shallahu
alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang mempelajari ilmu nujum
berarti ia telah mempelajari cabang dari ilmu sihir, apabila bertambah ilmu
nujumnya maka bertambah pulalah ilmu sihirnya.” (HR Ahmad dengan sanad hasan). Hadits
ini dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa ilmu nujum (yang termasuk dalam hal
ini adalah ramalan bintang) merupakan bagian dari sihir. Bahkan Rasulullah
menyatakan bahwa apabila ilmu nujumnya itu bertambah, maka hal ini berarti
bertambah pula ilmu sihir yang dipelajari orang tersebut. Sedangkan hukum sihir
itu sendiri adalah haram dan termasuk kekafiran, sebagaimana Allah berfirman
yang artinya:
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh
syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa
Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).”(QS. Al Baqarah: 102)
c.
Ramalan Bintang = Mengetahui Hal yang Gaib
Seseorang yang mempercayai ramalan bintang, secara
langsung maupun tidak langsung menyatakan bahwa ada zat selain Allah yang
mengetahui perkara gaib. Padahal Allah telah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa
tidak ada yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Dia. Allah berfirman yang
artinya:
“Katakanlah: Tidak ada seorangpun di langit dan di
bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.” (Qs. An Naml: 65).
Dalam ayat lain, Allah menegaskan bahwa tidak ada
seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi besok, sebagaimana
firmanNya yang artinya
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang
dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.” (Qs. Luqman: 34).
Klaim bahwa ada
yang mengetahui ilmu gaib selain Allah adalah kekafiran yang mengeluarkan dari
islam.
d.
Ramalan Bintang = Ramalan Dukun
Setiap orang yang menyatakan bahwa ia mengetahui hal
yang gaib, maka pada hakikatnya ia adalah dukun. Baik dia itu tukang ramal,
paranormal, ahli nujum dan lain-lain. (Mutiara Faidah Kitab Tauhid,
Ust Abu Isa Hafizhohullah)
Oleh karena itu, ramalan yang didapatkan melalui zodiak sama saja dengan
ramalan dukun. Hukum membaca ramalan bintang disamakan dengan hukum mendatangi
dukun. (Kesimpulan dari penjelasan Syeikh Shalih bin Abdul Aziz Alu syaikh
dalam kitab At-Tamhid).
e.
Hukum Membaca Ramalan Bintang
Orang yang membaca ramalan bintang/zodiak baik itu di
majalah, koran, website, melihat di TV ataupun mendengarnya di radio memiliki
rincian hukum seperti hukum orang yang mendatangi dukun, yaitu sebagai berikut:
Jika ia membaca zodiak, meskipun ia tidak membenarkan
ramalan tersebut. maka hukumnya adalah haram, sholatnya tidak diterima selama
40 hari. Dalilnya adalah
“Barangsiapa yang mendatangi peramal, lalu menanyakan kepadanya
tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim)
Jika ia membaca zodiak kemudian membenarkan ramalan
zodiak tersebut, maka ia telah kufur terhadap ajaran Muhammad Shallahu alaihi
wasallam. Rasulullah bersabda“Barang siapa yang mendatangi tukang ramal
atau dukun, lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka ia telah kufur dengan
wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallahu alaihi wasallam.” (Hadits sahih Riwayat Imam Ahmad dan
Hakim).
Jika ia membaca zodiak dengan tujuan untuk dibantah, dijelaskan dan
diingkari tentang kesyirikannya, maka hukumnya terkadang dituntut bahkan wajib.
(disarikan dari kitab Tamhid karya
Syeikh Shalih bin Abdul Aziz Alu syaikh dan Qaulul
Mufid karya Syeikh Utsaimin
dengan sedikit perubahan).
f.
Nasib Baik dan Nasib Buruk
Sesungguhnya orang-orang yang mencari tahu ramalan
nasib mereka, tidak lain dan tidak bukan dikarenakan mereka menginginkan nasib
yang baik dan terhindar dari nasib yang buruk. Akan tetapi, satu hal yang perlu
kita cam dan yakinkan di dalam hati-hati kita, bahwa segala hal yang baik dan
buruk telah Allah takdirkan 50 ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan
bumi, sebagaimana Nabi bersabda
“Allah telah menuliskan takdir seluruh makhluk 50
ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim).
Hanya Allah yang tahu nasib kita. Yang dapat kita
lakukan adalah berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan hal yang baik dan
terhindar dari hal yang buruk, selebihnya kita serahkan semua hanya kepada
Allah. Allah berfirman yang artinya
“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Qs. Ath Thalaq: 3).
Terakhir, ingatlah, bahwa semua yang Allah tentukan
bagi kita adalah baik meskipun di mata kita hal tersebut adalah buruk. Allah
berfirman yang artinya
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat
baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah: 216).
Berbaik
sangkalah kepada Allah bahwa apabila kita mendapatkan suatu hal yang buruk,
maka pasti ada kebaikan dan hikmah di balik itu semua. Sesungguhnya Allah Maha
Pengasih dan Maha Adil terhadap hamba-hambaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar