Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan proses
penyampaian materi secara verbal dengan maksud agar materi pelajaran dapat
dikuasai secara optimal oleh pebelajar (Sanjaya, 2008). Strategi ekspositori
dimulai dengan menyajikan informasi berupa prinsip-prinsip umum, aksioma, dalil
dan sebagainya melalui penjelasan atau demokrasi, kemudian disusul dengan
pengujian terhadap pemahaman atas informasi yang sudah diberikan. Setelah itu
diberikan kesempatan untuk mempraktikkan atau menerapkan prinsip-prinsip umum
tersebut ke dalam contoh dan kasus tertentu, dan terakhir adalah pemberian
kesempatan untuk menerapkan informasi yang baru dipelajari itu ke dalam situasi
atau masalah nyata (Romiszowski; 1993).
Menurut
Romiszowski dalam Nasution (2007) strategi pembelajaran ekspositori adalah
proses pembelajaran yang lebih berpusat pada guru/dosen yang memiliki tahap
sebagai berikut, 1) penyajian informasi berupa ceramah, latihan, atau
demonstrasi, 2) tes penguasaan dan penyajian ulang materi, 3) memberikan
kesempatan penerapan dalam bentuk contoh soal dengan jumlah dan tingka
kesulitan yang bertambah, dan 4) memberikan kesempatan penerapan informasi baru
dalam situasi dan masalah yang sebenarnya. Melalui strategi ekspositori,
pengetahuan yang hendak dicapai melalui proses pembelajaran telah dipersiapkan
secara tuntas oleh dosen, sedangkan mahasiswa tinggal menerimanya, karena itu
pembelajaran ekspositori lebih berpusat pada dosen (lecturer oreiented), dosen adalah seorang pencerita atau
ekspositor, sedangkan mahasiswa adalah seorang pendengar yang terikat bangku
atau penerimaan dengan positif. Kegiatan belajar yang bersifat menerima terjadi
karena dosen menggunakan pendekatan mengajar bersifat ekspositori, baik pada
tahap perencanaan materi ajar maupun pada tahap pelaksanaan pembelajaran.
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada dosen (teacher centerd)
karena dalam strategi ini dosen memegang peran dinamika. Melalui strategi ini
dosen menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi
pembelajaran yang disampaikan dapat dikuasai mahasiswa dengan baik. Fokus utama
strategi ekspositori adalah kemampuan akademik (academic achievement) mahasiswa. Sagala (2006) mengemukakan bahwa
secara garis besar pendek dan pembelajaran ekspositori adalah strategi
pembelajaran yang tekanannya pada guru, sedangkan siswa bersikap pasif dalam
mengikuti pembelajaran dan selalu berorientasi publik.
Strategi
pembelajaran ekspositori menunjuk pada stratefi dalam jenjang kontinum yang
oleh Romiszworski (1984) disebut “ekspositori deduktif” yaitu strategi
pembelajaran yang didasarkan pada proses “meaningful
reception learning”. Strategi ini cenderung menekankan penyampaian
informasi yang bersumber dari buku teks, refrensi, atau pengalaman pribadi
denganmenggunakan ceamah, demonstrasi, diskusi dan laporan studi.
Berdasarkan
beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
ekspositori adalah suatu pendekatan yang ditinjau dari interaksi guru dengan
siswa, semata-mata siswa tinggal menerima apa yang disajikan oleh guru. Guru
telah mempersiapkan, merencanakan secara sistematis, dan menjelaskan panjang
lebar sehingga siswa dapat menerimanya dengan mudah. Untuk itu proses
pembelajaran ekspositori, dosen perlu melakukan apersepsi, yaitu mengingatkan
kembali pengetahuan yang berkaitan dengan bahan ajar yang akan disajikan agar
dapat lebih mempermudah mahasiswa memahami materi yang disampaikan.
Dalam
strategi ini, siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta,
konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori cenderung berpusat kepada
guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara
terperinci tentang materi pembelajaran. Strategi ekspositori sering
dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi.
Pada umumnya guru lebih suka menggunakan metode ceramah dikombinasikan dengan
metode tanya jawab. Metode ceramah banya dipilih karena mudah dilaksanakan
dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan tenaga, dengan satu langkah
langsung bisa menjangkau semua siswa dan dapat dilakukan cukup di dalam kelas.
Popham & Baker (2007) menjelaskan bahwa setiap penyajian informasi secara
lisan dapat disebut ceramah. Penyajian ceramah yang bersifat formal dan
biasanya berlangsung selama 45 menit maupun yang informal yang hanya
berlangsing selama 5 menit. Ceramah tidak dapat dikatakan baik atau buruk,
tetapi penyampaian ceramah harus dinilai menurut tujuan penggunaannya.
Prosedur
pembelajaran ekspositori dimulai dengan, 1) Pendahuluan. Dosen menyampaikan
pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, mahasiswa mengikuti dengan mencatat bila perlu, 2) Penyajian atas
materi. Dosen menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab,
kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi untuk memperjelas materi yang disajikan
dan diakhiri dengan penyampaian latihan, dan 3) Penutupan. Pada fase terakhir
ini dilakukan pemberian tes dan kegiatan tindak lanjut seperti penugasan dalam
rangka perbaikan atau pendalaman materi (Nasution, 2007). Heinic, et. Al (1992)
menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan ekspositori adalah strategi
edukatif dengan langkah-langkah, 1) menyajikan informasi, 2) memberi contoh
khusus, dan 3) mengevaluasi pengetahuan yang telah diinformasikan kepada
mahasiswa.
Jacobson
& Eggen (1898) menjelaskan lima langkah pembelajaran ekspositori, yaitu:
a.
Pendahuluan
Sejumlah
tindak lanjut belajar yang dilakukan dalam tahap pendahuluan seperti, a)
mengarahkan perhatian mahasiswa, b) menggunakan stimulus yang menarik, seperti
cerita menarik, gambar, atau pertanyaan, dan v) menghubungkan dengan materi
yang akan dipelajari.
b.
Maksud
dan Tujuan
Pada
langkah ini, dosen memberi informasi tentang, a) tujuan dario pengajaran, b)
gambaran secara umum materi kuliah, ikhtisar dan c) membahas secara singkat
komponen materi kuliah.
c.
Input
Pembelajaran
Pada
bagian ini, sejumlah tindak belajar dilakukan oleh dosen, seperti, a)
menjelaskan konsep atau keterampilan
yang baru dalam langkah-langkah kecil, b) menyediakan contoh yang banyak
dan bervariasi, c) menggunakan gambaran lisan dan visual, d) memberikan contoh
langkah yang benar beberapa kali (latihan terstruktur), dan e) melakukan
pengecekan untuk pemahaman serta umpan balik.
d.
Latihan
terbimbing
Dosen
dalam latihan terbimbing melakukan kegiatan berupa, a) memonitor latihan
mahasiswa sebelumnya, b) menggunakan sejumlah latihan yang singkat dan
bermakna, c) melakukan pengecekan untuk pemahaman dan umpan balik, d)
mengajarkan kembali bila diperlukan, dan e) melanjutkan latihan terbimbing,
hingga mahasiswa mencapai rata-rata kesuksesan 80%-90%.
e.
Penutup
Kegiatan
akhir dari ekspositori adalah, dosen a) merangkum materi pembelajaran, b)
menggarisbawahi materi utama, dan c) melakukan pengecekan untuk pemahaman dan
umpan balik.
Secara
lebih kompleks, Slavin (2000) menjabarkan urutan pembelajaran yang bersifat
ekspositoris menjadi tujuh, yaitu 1) menyebutkan tujuan pembelajaran, 2)
mereview pengetahuan awal pebelajar, 3) menyajikan bahan ajar baru, 4)
melakukan pemeriksaan pembelajaran 5) menyediakan latihan mandiri, 6) menilai
kinerja dan memberi umpan balik, dan 7) memberikan pembagian praktik dan
mereview. Langkah-langkah penerapan pembelajaran ekspositori diuraikan oleh
Sanjaya (2008) yang lebih psikologis sifatnya dengan memperhatikan
karakteristik pebelajar sebagai berikut:
a.
Persiapan
(preparation)
1)
Tujuan
Persiapan
·
Nebgajak
mahasiswa keluar dari kondisi mental yang pasif
·
Membangkitkan
motivasi dan minat belajar mahasiswa
·
Merangsang
dan menggugah rasa ingin tahu mahasiswa
·
Merangsang
menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka
2)
Langkah
Persiapan
·
Memberikan
sugesti positif dan menghindari sugesti yang negatif
·
Menyampaikan
tujuan pembelajaran pada mahasiswa
·
Membangkitkan
pengetahuan awal mahasiswa
b.
Penyajian
(presentation)
Hal yang perlu
diperhatikan:
·
Penggunaan
bahasa
·
Informasi
suara
·
Kontak
mata
c.
Korelasi
(correlation)
Menghubungkan
materi ajar dengan pengalaman mahasiswa atau dengan hal lain yang kemungkinan
mahasiswa dapat menangkap keterkaitannya dengan struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya.
d.
Menyimpulkan
Tahapan untuk
memahami inti (core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan. Cara menyimpulkan:
e.
Mengaplikasikan
(application)
Merupakan
langkah untuk kemampuan mahasiswa setelah mereka menyimak penjelasan dosen.
Teknik yang digunakan:
·
Membuat
tugas yang relevan
·
Memberikan
tes yang relevan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar