Minggu, 03 Mei 2015

Strategi Pembelajaran Ekspositori



          Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan proses penyampaian materi secara verbal dengan maksud agar materi pelajaran dapat dikuasai secara optimal oleh pebelajar (Sanjaya, 2008). Strategi ekspositori dimulai dengan menyajikan informasi berupa prinsip-prinsip umum, aksioma, dalil dan sebagainya melalui penjelasan atau demokrasi, kemudian disusul dengan pengujian terhadap pemahaman atas informasi yang sudah diberikan. Setelah itu diberikan kesempatan untuk mempraktikkan atau menerapkan prinsip-prinsip umum tersebut ke dalam contoh dan kasus tertentu, dan terakhir adalah pemberian kesempatan untuk menerapkan informasi yang baru dipelajari itu ke dalam situasi atau masalah nyata (Romiszowski; 1993).
          Menurut Romiszowski dalam Nasution (2007) strategi pembelajaran ekspositori adalah proses pembelajaran yang lebih berpusat pada guru/dosen yang memiliki tahap sebagai berikut, 1) penyajian informasi berupa ceramah, latihan, atau demonstrasi, 2) tes penguasaan dan penyajian ulang materi, 3) memberikan kesempatan penerapan dalam bentuk contoh soal dengan jumlah dan tingka kesulitan yang bertambah, dan 4) memberikan kesempatan penerapan informasi baru dalam situasi dan masalah yang sebenarnya. Melalui strategi ekspositori, pengetahuan yang hendak dicapai melalui proses pembelajaran telah dipersiapkan secara tuntas oleh dosen, sedangkan mahasiswa tinggal menerimanya, karena itu pembelajaran ekspositori lebih berpusat pada dosen (lecturer oreiented), dosen adalah seorang pencerita atau ekspositor, sedangkan mahasiswa adalah seorang pendengar yang terikat bangku atau penerimaan dengan positif. Kegiatan belajar yang bersifat menerima terjadi karena dosen menggunakan pendekatan mengajar bersifat ekspositori, baik pada tahap perencanaan materi ajar maupun pada tahap pelaksanaan pembelajaran.
          Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada dosen (teacher centerd) karena dalam strategi ini dosen memegang peran dinamika. Melalui strategi ini dosen menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pembelajaran yang disampaikan dapat dikuasai mahasiswa dengan baik. Fokus utama strategi ekspositori adalah kemampuan akademik (academic achievement) mahasiswa. Sagala (2006) mengemukakan bahwa secara garis besar pendek dan pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang tekanannya pada guru, sedangkan siswa bersikap pasif dalam mengikuti pembelajaran dan selalu berorientasi publik.
          Strategi pembelajaran ekspositori menunjuk pada stratefi dalam jenjang kontinum yang oleh Romiszworski (1984) disebut “ekspositori deduktif” yaitu strategi pembelajaran yang didasarkan pada proses “meaningful reception learning”. Strategi ini cenderung menekankan penyampaian informasi yang bersumber dari buku teks, refrensi, atau pengalaman pribadi denganmenggunakan ceamah, demonstrasi, diskusi dan laporan studi.
          Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah suatu pendekatan yang ditinjau dari interaksi guru dengan siswa, semata-mata siswa tinggal menerima apa yang disajikan oleh guru. Guru telah mempersiapkan, merencanakan secara sistematis, dan menjelaskan panjang lebar sehingga siswa dapat menerimanya dengan mudah. Untuk itu proses pembelajaran ekspositori, dosen perlu melakukan apersepsi, yaitu mengingatkan kembali pengetahuan yang berkaitan dengan bahan ajar yang akan disajikan agar dapat lebih mempermudah mahasiswa memahami materi yang disampaikan.
          Dalam strategi ini, siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Strategi ekspositori sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi. Pada umumnya guru lebih suka menggunakan metode ceramah dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah banya dipilih karena mudah dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan tenaga, dengan satu langkah langsung bisa menjangkau semua siswa dan dapat dilakukan cukup di dalam kelas. Popham & Baker (2007) menjelaskan bahwa setiap penyajian informasi secara lisan dapat disebut ceramah. Penyajian ceramah yang bersifat formal dan biasanya berlangsung selama 45 menit maupun yang informal yang hanya berlangsing selama 5 menit. Ceramah tidak dapat dikatakan baik atau buruk, tetapi penyampaian ceramah harus dinilai menurut tujuan penggunaannya.
Prosedur pembelajaran ekspositori dimulai dengan, 1) Pendahuluan. Dosen menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mahasiswa mengikuti dengan mencatat bila perlu, 2) Penyajian atas materi. Dosen menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi untuk memperjelas materi yang disajikan dan diakhiri dengan penyampaian latihan, dan 3) Penutupan. Pada fase terakhir ini dilakukan pemberian tes dan kegiatan tindak lanjut seperti penugasan dalam rangka perbaikan atau pendalaman materi (Nasution, 2007). Heinic, et. Al (1992) menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan ekspositori adalah strategi edukatif dengan langkah-langkah, 1) menyajikan informasi, 2) memberi contoh khusus, dan 3) mengevaluasi pengetahuan yang telah diinformasikan kepada mahasiswa.
          Jacobson & Eggen (1898) menjelaskan lima langkah pembelajaran ekspositori, yaitu:
a.       Pendahuluan
          Sejumlah tindak lanjut belajar yang dilakukan dalam tahap pendahuluan seperti, a) mengarahkan perhatian mahasiswa, b) menggunakan stimulus yang menarik, seperti cerita menarik, gambar, atau pertanyaan, dan v) menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari.
b.      Maksud dan Tujuan
            Pada langkah ini, dosen memberi informasi tentang, a) tujuan dario pengajaran, b) gambaran secara umum materi kuliah, ikhtisar dan c) membahas secara singkat komponen materi kuliah.
c.       Input Pembelajaran
            Pada bagian ini, sejumlah tindak belajar dilakukan oleh dosen, seperti, a) menjelaskan konsep atau keterampilan  yang baru dalam langkah-langkah kecil, b) menyediakan contoh yang banyak dan bervariasi, c) menggunakan gambaran lisan dan visual, d) memberikan contoh langkah yang benar beberapa kali (latihan terstruktur), dan e) melakukan pengecekan untuk pemahaman serta umpan balik.
d.      Latihan terbimbing
            Dosen dalam latihan terbimbing melakukan kegiatan berupa, a) memonitor latihan mahasiswa sebelumnya, b) menggunakan sejumlah latihan yang singkat dan bermakna, c) melakukan pengecekan untuk pemahaman dan umpan balik, d) mengajarkan kembali bila diperlukan, dan e) melanjutkan latihan terbimbing, hingga mahasiswa mencapai rata-rata kesuksesan 80%-90%.
e.       Penutup
            Kegiatan akhir dari ekspositori adalah, dosen a) merangkum materi pembelajaran, b) menggarisbawahi materi utama, dan c) melakukan pengecekan untuk pemahaman dan umpan balik.
            Secara lebih kompleks, Slavin (2000) menjabarkan urutan pembelajaran yang bersifat ekspositoris menjadi tujuh, yaitu 1) menyebutkan tujuan pembelajaran, 2) mereview pengetahuan awal pebelajar, 3) menyajikan bahan ajar baru, 4) melakukan pemeriksaan pembelajaran 5) menyediakan latihan mandiri, 6) menilai kinerja dan memberi umpan balik, dan 7) memberikan pembagian praktik dan mereview. Langkah-langkah penerapan pembelajaran ekspositori diuraikan oleh Sanjaya (2008) yang lebih psikologis sifatnya dengan memperhatikan karakteristik pebelajar sebagai berikut:
a.       Persiapan (preparation)
1)      Tujuan Persiapan
·         Nebgajak mahasiswa keluar dari kondisi mental yang pasif
·         Membangkitkan motivasi dan minat belajar mahasiswa
·         Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu mahasiswa
·         Merangsang menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka
2)      Langkah Persiapan
·         Memberikan sugesti positif dan menghindari sugesti yang negatif
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran pada mahasiswa
·         Membangkitkan pengetahuan awal mahasiswa
b.      Penyajian (presentation)
Hal yang perlu diperhatikan:
·         Penggunaan bahasa
·         Informasi suara
·         Kontak mata
c.       Korelasi (correlation)
Menghubungkan materi ajar dengan pengalaman mahasiswa atau dengan hal lain yang kemungkinan mahasiswa dapat menangkap keterkaitannya dengan struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
d.      Menyimpulkan
Tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Cara menyimpulkan:
e.       Mengaplikasikan (application)
Merupakan langkah untuk kemampuan mahasiswa setelah mereka menyimak penjelasan dosen. Teknik yang digunakan:
·         Membuat tugas yang relevan
·         Memberikan tes yang relevan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar