Bintang-bintang berbeda ukuran dan sifatnya. Beberapa
buah bin-tang lebih kecil daripada bumi. Yang lain beribu kali lebih besar. Walaupun
kebanyakan Menyinarkan cahaya secara mantap, yang lain terlihat berkelap-kelip.
Karena bintang memancarkan panas dan cahaya, para
astronom pernah mengira adanya pembakaran dalam bintang. Hal ini dinyatakan
salah oleh William Thomson, ahli fisika Skotlandia yang kemudian bergelar Lord
Kelvin. Dia menunjukkan bahwa jika energi matahari diperoleh dari pembakaran,
maka matahari tak akan bertahan hidup lebih dari beberapa ribu tahun. Karena
umur matahari jauh lebih tua dari sekedar beberapa ribu tahun, maka jelas bahwa
bukan pembakaran. Barangk'ali hal ini pun berlaku bagi bintang lain.
Sekarang ini, kita ketahui energi bintang dihasilkan
karena pengubahan hidrogen menjadi helium. Proses semacam ini, yang menghasilkan
sejumlah besar energi, dinamai reaksi nuklir. Reaksi semacam itu terdapat dalam
bom hidrogen. Tetapi reaksi dalam bintang berlangsung dengan laju tetap.
Karenanya energi yang terpancar keluar dapat dikatakan konstan sepanjang jutaan
tahun.
Ukuran dan Kecerahan
Dibandingkan dengan bumi, matahari luar biasa besarnya.
Tetapi matahari kita hanya merupakan satu dari bintang-bintang kecil dan
disebut "cebol". Bintang-bintang terbesar dari kelas maharaksasa berukuran
sampai 3000 kali ukuran matahari.
Kecerahan (magnitudo) bintang berbeda-beda pula. Di
sekitar tahun 150 s.M., astronom Yunani Hipparchus menggolongkan
bintang-bintang menurut derajat kecerahannya. Bintang paling cerah disebutnya
bermagnitudo 1, dan yang paling redup bermagnitudo 6. Pukul rata bintang yang
bermagnitudo 1 kira-kira 100 kali lebih cerah daripada bintang bermagnitudo 6.
Sekarang pun kita mempergunakan sistim sejenis itu tapi yang telah diperluas
untuk mencakup pula bintang yang sangat cerah dan yang lemah-cahaya. Karena
makin cerah sebuah bintang, makin kecil pula nomor magnitudonya, maka bintang
yang paling cerah dapat mempunyai angka magnitudo lebih kecil dari 1. Sirius,
misalnya, mempunyai magnitudo —1,45. Bintang yang paling redup, yang hanya
dapat diamati dengan teropong terkuat, mempunyai magnitudo lebih dari 20.
Riwayat Hidup Sebuah Bintang
Bintang-bintang terbentuk dalam kabut-kabut debu dan gas
yang amat besar yang dijuluki nebula. Permulaan terbentuknya bintang diawali
dengan penumpukan debu dan gas yang tertarik oleh gaya tank ke suatu tempat
dalam nebula. Gaya yang kuat itu mendorong debu dan gas menjadi sebuah bola
raksasa; di tiap tempat gaya itu mendorong ke arah pusat bola. Walhasil,
tekanan di pusat membesar. Akibat tekanan yang membesar itu, suhu meninggi pula.
(Alasan itu pula yang membuat pompa angin memanas setelah dipergunakan memompa
ban sepeda). Karena itulah pusat bola menjadi panas. Dengan makin mengecilnya
bola akibat gaya tarik yang terus-menerus menekan debu dan gas ke pusat, menaiklah
tekanan dan suhu di pusat bola. Selang beberapa waktu kemudian gas tersebut
menjadi panas menyala dan lahirlah bintang baru.
Suhu bintang baru ini menaik terus bersama dengan makin kencangnya
genggaman gravitasi. Penibahan dalam bintang terjadi ketika suhu mencapai 10
juta derajat. Pada saat itulah segalanya menjadi tepat untuk terjadinya reaksi
nuklir. Hidrogen diubah menjadi helium, dan bersamaan dengan itu terpancar
keluar sejumlah besar energi. Dengan itu bintang mencapai keadaan mapan, dan
tetap akan tinggal dalam keadaan demikian sepanjang sebagian besar dari masa
hidupnya.
Bintang baru terbesar memerlukan waktu 100.000 tahun
untuk mapan. Lalu, terjadi reaksi inti yang membuatnya menyala putih cemerlang
atau biru. Reaksi ini berlangsung beberapa juta tahun — suatu jangka waktu yang
sangat pendek bagi sebuah bintang.
Bintang baru yang lebih kecil memerlukan waktu lebih
panjang untuk mapan. Jasad-jasad langit ini menjadi bintang cebol yang redup
berwarna merah atau kuning. Di dalam bintang semacam itu reaksi inti
berlangsung lebih lamban, membuat mereka berusia lebih panjang. Bintang cebol
memerlukan waktu 20 juta juta tahun untuk menghabiskan persediaan bahan bakar
hidrogen yang dipunyainya.
Jika hidrogen sebuah biintang habis terpakai, reaksi gaya
baru segera mengikutinya. SuhP di tengah bintang naik. Karena itu bintang
menggelembung hingga menjadi raksasa atau maharaksasa. Bersamaan dengan itu
terjadi pula perubahan lain. Bintang besar dapat meledak, bercahaya 100 juta
kali lebih terang dari matahari. Bintang yang meledak itu dinamai supernova. Tetapi
kebanyakan bintang justru mengerut dari keadaan raksasa menjadi bintang kecil
yang mampat, dan dinamai bintang cebol putih. Bintang semacam ini yang
kadangkala tidak lebih besar daripada bumi, mendingin dan memudar. Banyak
bintang yang lama berada dalam keadaan cebol putih sampai jutaan tahun sebelum
akhirnya mati samasekali.
Kelompok Bintang
Di jaman purba orang telah memperhatikan bintang-bintang
membentuk pola tertentu di langit. Mereka menyebut susunan bintang ini rasi, dan
diberi pula nama dewa, pahlawan, binatang atau benda lain. Bintang-bintang -dalam
suatu rasi tampak berdekatan, hanya karena mereka terletak pada arah yang
hampir bersamaan. Pada kenyataannya sebuah bintang bisa saja berjarak ribuan
tahun cahaya dari pada bintang tetangganya. Walaupun kebanyakan bintang
mempunyai kawan yang berdampingan, tetapi kedudukan jarak semacam ini tak kan
terlihat dengan mata telanjang. Kelompok bintang yang benar-benar dapat
dilihat ialah gugus bintang yang disebut Pleiades, atau Bintang Tujuh. Gugus
ini terdapat dalam rasi Taurus (Sapi). Walaupun hanya beberapa bintang saja dalam
gugus Pleiades ini yang tampak dengan mata telanjang, sebenarnya beranggautakan
lebih dari 100 buah bintang.
Banyak bintang berkelompok sebagai pasangan. Tiap bintang
dari pasangan ini mengedari titik pusat yang sama. Susunan semacam ini diberi
nama tatanan bintang ganda. Beberapa bintang ganda dapat dilihat dengan mata
telanjang, tetapi kebanyakan hanya tampak sebagai sebuah bintang, walau diamati
dengan teropong terbesar sekalipun. Tetapi jenis cahaya yang terpancar daripadanya
memberitahukan kepada para astronom bahwa mereka sebenarnya bintang ganda.
Bintang berubah
Walaupun bintang tampak berkelip, sebenarnya hal itu
hanya suatu tipuan mata. Aliran angkasa bumi merupakan penyebab. Dalam
kenyataan, kebanyakan bin-tang bersinar tetap. Beberapa, memang berubah-ubah.
Sebuah bintang mandiri yang cahayanya berubah, disebut
bintang variabel. Mira di rasi Ceta, merupakan salah satu contoh. Cahayanya
berubah antara 2 sampai 10 magnitudo.
Di antara bintang variabel, yang paling menarik adalah
pulsar. Nama itu diberikan karena bintang semacam ini menyinarkan pulsar
energi. Pulsar terkenal di nebula Crab menyemburkan sinar X, cahaya dan
gelombang radio dengan derasnya. Kecepatan semburan itu memberikan kesan
tetapnya bercahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar