Minggu, 19 April 2015

MODEL PERILAKU PENEMUAN INFORMASI T.D WILSON



Wilson (1999), pada Models In Information Behaviour Research dalam The Journal Of Documentation menjelaskan mengenai perilaku penemuan informasi pada model pertama yang dikenalkan di tahun 1981. Wilson (2000)  menjelaskan model  yang pertama menempatkan konsep kebutuhan informasi ( information need), penemuan informasi ( Information seeking), pertukaran informasi ( information Exchange), dan penggunaan informasi ( information use)  digambarkan dalam suatu diagram alir yang memetakan perilaku seseorang ketika dihadapkan dengan kebutuhan informasi dan usaha untuk menemukan informasi tersebut. Model Wilson cenderung menggambarkan cakupan luas dari perilaku informasi, Wilson menerangkan bahwa model yang dikembangkan tahun 1981 ini merupakan model makro atau model perilaku pencarian informasi yang masih ”kasar”. Model itu sendiri merupakan hasil dari penelitian selama beberapa tahun. Donald O. Case ( 2007) menyatakan bahwa Wilson menunjukkan kebutuhan informasi yang dirasakan seseorang kemudian mengarahkan tuntutan pada system maupun sumber informasi. Model Wilson  memperkenalkan konsep tentang hasil penemuan (sukses atau gagal), dan tingkatan kepuasan dari kebutuhan.
Pengguna informasi ( information user) yang memiliki kebutuhan informasi              ( information needs) dapat mengembangkan perilaku informasi. Untuk mengembangkan perilaku informasi tersebut maka user bisa menghadapi sistem informasi yang tersedia. Sistem informasi tersebut seperti perpustakaan, jasa atau pusat informasi lainnya. Seperti yang digambarkan pada model Wilson yang pertama, proses penemuan informasi berawal dari seorang pengguna yang membutuhkan informasi, dari kebutuhan ini maka timbul Perilaku Penemuan Informasi (Information Seeking Behaviour). Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan maka user dituntut untuk melakukan penemuan informasi baik melalui sistem maupun melalui sumber secara langsung yang menyebabkan kesuksesan atau kegagalan. Dapat dikatakan sukses apabila pengguna menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan, dan dikatakan gagal apabila pengguna tidak menemukan informasi yang sesuai kebutuhan atau bahkan tidak mendapatkan informasi sama sekali. Jika berhasil maka individu kemudian memanfaatkan informasi yang ditemukan baik memanfaatkan secara penuh maupun sebagian saja untuk memenuhi kebutuhannya. Setelah menggunakan informasi maka dapat dinilai apakah puas atau tidak puas dengan informasi yang ditemukannya. Jika poses penemuan informasi yang dilakukan gagal untuk memenuhi kebutuhannya maka harus mengulangi proses pencarian. Model ini juga menunjukkan bahwa bagian dari perilaku pencarian informasi dapat melibatkan orang lain melalui pertukaran informasi. Informasi yang dianggap berguna dapat ditularkan atau ditransferkan ke orang lain sehingga dapat digunakan oleh orang lain tersebut maupun dirinya sendiri.
Dalam memenuhi kebutuhan informasinya user memiliki tiga cara yaitu melalui sistem informasi, melalui sumber informasi secara langsung, dan pertukaran informasi. Ketika melakukan penemuan informasi melalui sistem bisa saja berhasil dan gagal. Jika berhasil maka informasi yang ditemukan akan digunakan sehingga user merasa puas atau tidak dengan informasi yang ditemukannya tersebut. Contohnya adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi membutuhkan referensi studi terdahulu yang relevan dengan tema skripsinya  maka akan mencari melalui cara formal seperti perpustakaan menggunakan sistem yang ada di perpustakaan yaitu OPAC ( Online Public Acces Catalog) dengan kata kunci studi terdahulu yang dibutuhkan. Jika penemuan informasi sukses maka studi terdahulu ditemukan dan dinilai berguna sehingga akan digunakan oleh mahasiswa tersebut. Mahasiswa akan merasakan puas atau tidak puas setelah menggunakan informasi yang didapatkan. Kesuksesan dalam penemuan informasi dapat didukung dengan proses akses yang mudah dan cepat. Jika gagal atau tidak menemukan atau yang ditemukan tidak sesuai dengan yang dicari maka bisa memulai proses pencarian kembali maupun menggunakan kemungkinan cara yang lain misalnya melalui sumber. Kegagalan pada penemuan informasi melalui system bisa disebabkan karena jaringan internet yang digunakan untuk mengakses OPAC tidak lancar, maupun teknologi yang kurang mendukung seperti komputer yang rusak. Penyebab kegagalan yang lainnya adalah informasinya tidak lengkap dan sumbernya tidak dapat dipercaya.
  Begitu pula dengan penemuan informasi melalui sumber informasi secara langsung juga akan mengalami dua kemungkinan yaitu sukses dan gagal. Contohnya mahasiswa yang mencari informasi tentang studi terdahulu dapat menemukan secara langsung melalui sumber informasinya yaitu dosen maupun kakak tingkat. Sumber informasi ada dua yaitu sumber informasi primer dan sumber informasi sekunder. Sumber informasi primer contohnya adalah mahasiswa tingkat akhir yang mencari informasi secara langsung melalui diskusi maupun konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi maupun bertanya pada kakak tingkat. Kemudian ada sumber informasi sekunder atau sumber informasi pendukung contohnya adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi menemukan sumber informasi sekunder dengan melihat artikel, buku, ensiklopedi,  maupun jurnal. Jika sukses informasi yang ditemukan akan digunakan oleh user jika gagal maka akan menemui sumber informasi yang lain. Penyebab kegagalan penemuan informasi melalui sumber contohnya adalah sumber informasi, seperti ketika bertanya pada kakak tingkat tidak bisa menjawab karena tidak memiliki informasi yang banyak.
Untuk mendapatkan informasi maka seseorang bisa melalui dua cara yaitu formal dan informal. Cara formal bisa melalui sumber informasi dan sistem informasi seperti perpustakaan.  Cara informal adalah seperti melalui transfer informasi. Transfer informasi contohnya adalah jika mahasiswa tingkat akhir tersebut telah menemukan informasi maka akan berbagi dengan temannya sebagai other people sehingga menimbulkan diskusi dan akhirnya terjadi pertukaran informasi ( information Exchange). Untuk melakukan transfer informasi maka membutuhkan orang lain ( Other People) kemudian terjadilah pertukaran informasi ( Information Exchange). Pertukaran informasi tersebut terjadi karena pengguna dapat menemukan informasi dari orang lain, bukan hanya dari sistem, dan ini dinyatakan dalam diagram yang melibatkan ‘ pertukaran informasi’. Kata ‘ pertukaran’ digunakan sebagai kata yang memiliki arti timbal balik. Dalam kegiatan pertukaran informasi ini tidak pernah terjadi kegagalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar