Wilson (1999), pada Models In Information Behaviour Research dalam The Journal Of Documentation menjelaskan mengenai perilaku penemuan
informasi pada model pertama yang dikenalkan di tahun 1981. Wilson
(2000) menjelaskan model yang pertama menempatkan konsep kebutuhan
informasi ( information need), penemuan informasi ( Information seeking),
pertukaran informasi ( information Exchange), dan penggunaan informasi (
information use) digambarkan dalam suatu
diagram alir yang memetakan perilaku seseorang ketika dihadapkan dengan
kebutuhan informasi dan usaha untuk menemukan informasi tersebut. Model Wilson
cenderung menggambarkan cakupan luas dari perilaku informasi, Wilson
menerangkan bahwa model yang dikembangkan tahun 1981 ini merupakan model makro
atau model perilaku pencarian informasi yang masih ”kasar”. Model itu
sendiri merupakan hasil dari penelitian selama beberapa tahun. Donald O. Case (
2007) menyatakan bahwa Wilson menunjukkan kebutuhan informasi yang dirasakan
seseorang kemudian mengarahkan tuntutan pada system maupun sumber informasi. Model
Wilson memperkenalkan konsep tentang
hasil penemuan (sukses atau gagal), dan tingkatan kepuasan dari kebutuhan.
Pengguna informasi ( information
user) yang memiliki kebutuhan informasi ( information needs) dapat mengembangkan
perilaku informasi. Untuk mengembangkan perilaku informasi tersebut maka user
bisa menghadapi sistem informasi yang tersedia. Sistem informasi tersebut
seperti perpustakaan, jasa atau pusat informasi lainnya. Seperti yang
digambarkan pada model Wilson yang pertama, proses penemuan informasi berawal dari seorang pengguna yang membutuhkan
informasi, dari kebutuhan ini maka timbul Perilaku Penemuan Informasi
(Information Seeking Behaviour). Untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan maka user dituntut untuk melakukan penemuan informasi baik melalui
sistem maupun melalui sumber secara langsung yang menyebabkan kesuksesan atau
kegagalan. Dapat dikatakan sukses
apabila pengguna menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan, dan
dikatakan gagal apabila pengguna tidak menemukan informasi yang sesuai
kebutuhan atau bahkan tidak mendapatkan informasi sama sekali. Jika
berhasil maka individu kemudian memanfaatkan informasi yang ditemukan baik memanfaatkan
secara penuh maupun sebagian saja untuk memenuhi kebutuhannya. Setelah
menggunakan informasi maka dapat dinilai apakah puas atau tidak puas dengan
informasi yang ditemukannya. Jika poses penemuan informasi yang dilakukan gagal
untuk memenuhi kebutuhannya maka harus mengulangi proses pencarian. Model ini
juga menunjukkan bahwa bagian dari perilaku pencarian informasi dapat
melibatkan orang lain melalui pertukaran informasi. Informasi yang dianggap
berguna dapat ditularkan atau ditransferkan ke orang lain sehingga dapat
digunakan oleh orang lain tersebut maupun dirinya sendiri.
Dalam memenuhi kebutuhan
informasinya user memiliki tiga cara yaitu melalui sistem informasi, melalui
sumber informasi secara langsung, dan pertukaran informasi. Ketika melakukan penemuan informasi melalui
sistem bisa saja berhasil dan gagal. Jika berhasil maka informasi yang
ditemukan akan digunakan sehingga user merasa puas atau tidak dengan informasi
yang ditemukannya tersebut. Contohnya adalah mahasiswa tingkat akhir yang
sedang mengerjakan skripsi membutuhkan referensi studi terdahulu yang relevan
dengan tema skripsinya maka akan mencari
melalui cara formal seperti perpustakaan menggunakan sistem yang ada di
perpustakaan yaitu OPAC ( Online Public Acces Catalog) dengan kata kunci studi
terdahulu yang dibutuhkan. Jika penemuan informasi sukses maka studi terdahulu
ditemukan dan dinilai berguna sehingga akan digunakan oleh mahasiswa tersebut. Mahasiswa
akan merasakan puas atau tidak puas setelah menggunakan informasi yang
didapatkan. Kesuksesan dalam penemuan informasi dapat didukung dengan proses
akses yang mudah dan cepat. Jika gagal atau tidak menemukan atau yang ditemukan
tidak sesuai dengan yang dicari maka bisa memulai proses pencarian kembali
maupun menggunakan kemungkinan cara yang lain misalnya melalui sumber.
Kegagalan pada penemuan informasi melalui system bisa disebabkan karena
jaringan internet yang digunakan untuk mengakses OPAC tidak lancar, maupun
teknologi yang kurang mendukung seperti komputer yang rusak. Penyebab kegagalan
yang lainnya adalah informasinya tidak lengkap dan sumbernya tidak dapat
dipercaya.
Begitu
pula dengan penemuan informasi melalui sumber informasi secara langsung juga
akan mengalami dua kemungkinan yaitu sukses dan gagal. Contohnya mahasiswa yang
mencari informasi tentang studi terdahulu dapat menemukan secara langsung
melalui sumber informasinya yaitu dosen maupun kakak tingkat. Sumber informasi
ada dua yaitu sumber informasi primer dan sumber informasi sekunder. Sumber
informasi primer contohnya adalah mahasiswa tingkat akhir yang mencari
informasi secara langsung melalui diskusi maupun konsultasi dengan dosen
pembimbing skripsi maupun bertanya pada kakak tingkat. Kemudian ada sumber
informasi sekunder atau sumber informasi pendukung contohnya adalah mahasiswa
tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi menemukan sumber informasi
sekunder dengan melihat artikel, buku, ensiklopedi, maupun jurnal. Jika sukses informasi yang
ditemukan akan digunakan oleh user jika gagal maka akan menemui sumber
informasi yang lain. Penyebab kegagalan penemuan informasi melalui sumber
contohnya adalah sumber informasi, seperti ketika bertanya pada kakak tingkat
tidak bisa menjawab karena tidak memiliki informasi yang banyak.
Untuk mendapatkan informasi maka
seseorang bisa melalui dua cara yaitu formal dan informal. Cara formal bisa
melalui sumber informasi dan sistem informasi seperti perpustakaan. Cara informal adalah seperti melalui transfer
informasi. Transfer informasi contohnya adalah jika mahasiswa tingkat akhir
tersebut telah menemukan informasi maka akan berbagi dengan temannya sebagai other people sehingga menimbulkan
diskusi dan akhirnya terjadi pertukaran informasi ( information Exchange). Untuk
melakukan transfer informasi maka membutuhkan orang lain ( Other People) kemudian
terjadilah pertukaran informasi ( Information Exchange). Pertukaran informasi
tersebut terjadi karena pengguna dapat menemukan informasi dari orang lain,
bukan hanya dari sistem, dan ini dinyatakan dalam diagram yang melibatkan ‘
pertukaran informasi’. Kata ‘ pertukaran’ digunakan sebagai kata yang memiliki
arti timbal balik. Dalam kegiatan pertukaran informasi ini tidak pernah terjadi
kegagalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar