Supply Chain
Management adalah the management of
upstream and value of less cost of supply chain as a whole ( Martin
Christopher, 1998 ). Supply chain pada hakekatnya adalah jaringan organisasi
yang menyambung hubungan ke hulu dan ke hilir dalam proses produksi dan
kegiatan yang berbeda yang menghasilkan nilai yang terwujud dalam barang atau
jasa di tangan pelanggan terakhir.
SCM tidak sama dengan vertical integration. Vertikal integration umumnya
berarti perluasan kearah kegiatan hulu dan hilir. Vertical integration makin
lama makin ditinggalkan karena perusahaan cenderung lebih memilih mengembangkan
bisnis intinya masing-masing, sedangkan kegiatan yang bersifat non inti lebih
baik dioutsourching (lndrajit dan Djikopranoto, 2002)
Konsep
dan kecenderungan Supply Chain ini jelas akan sangat mempengaruhi konsep dan
kegiatan logistik. Dahulu hubungan perusahaan dengan pemasok dan hubungan
dengan pelanggan dianggap sebagai hubungan antar pihak yang saling berlainan
kepentingannya dan bahkan berlawanan, sehingga kurang ada kerjasama yang erat.
Hal ini disebabkan oleh masih banyak perusahaan kurang sadar bahwa dalam
hubungan bisnis antar mereka banyak biaya terbuang dengan tidak memberikan
nilai tambah bagi mereka sendiri maupun pelanggan, bahkan menghambat kemampuan
bersaing mereka Hal itu disebabkan karena antara lain : jumlah penumpukan
persediaan yang terlalu besar untuk menghindari ketidaktersediaan barang yang
akan mempengaruhi total biaya perusahaan, dalam bidang produksi yang
menggunakan material substitution
Ketidaklancaran pasokan material standarya akan mengakibatkan pemborosan waktu
dan tenaga serta biaya setiap kali production
set up.
Dewasa ini mereka mulai menyadari bahwa
persaingan yang terjadi sebetulnya bukan antar perusahaan downstream dan
upstream, tetapi antara supply chain yang satu dengan supply chain yang
lain(lndrajit, Djokopranoto,2002). Apabila SCM dibandingkan dengan manajemen
logistik sebenamya tidak ada perbedaan yang mendasar. Manajemen Logistik lebih
mernfokuskan pada pengoptimalan rencana orientasi dan kerangka kerja berupa
perencanaan tunggal untuk aliran produk dan informasi di dalam perusahaan,
sedangkan Supply Chain Management tidak hanya integrasi di dalam perusahaan
saja, tetapi juga dengan pemasok dan pelanggan (Miranda dan Amin, 2001).
Konsep supply chain yang relatif baru
ini sebetulnya merupakan pengembangan dari konsep logistik. Hanya manajemen
logistik lebih terfokus pada pengaturan aliran barang didalam perusahaan,
sedangkan manajemen supply chain menganggap bahwa internal integration perlu
dikembangkan. lntegrasi harus dicapai pada seluruh mata rantai pengadaan
barang, mulai dari yang paling hulu (Upstream)
sampai dengan yang paling hilir (Downstream). Pengembangan dari
manajemen logistik ke Supply Chain
Management melalui Pengembangan dari manajemen logistik ke Supply Chain Management melalui empat
tahap seperti disajikan pada gambar berikut ini :
Gambar 1 Evolusi logistik.
Distribusi logistik ke Supply Chain
Tahap I. Distribusi logistic
|
Sumber : lndrajit, Djoko Pranoto
Gambar.1
Evolusi logistik
Gambar 1 di atas dalam tahap l, fungsi
logistik adalah dilihat hanya sebagai fungsi distribusi, terpisah dari bagian
fungsi organisasi. Karena itu masih ada semacam kesendirian dan
ketidaktergantungan fungsi dalam satu perusahaan misalnya antara logistik
dengan produksi. Bagian produksi hanya memikirkan bagaimana membuat barang
sesuai dengan mutu dan jumlah yang telah ditetapkan dalam target waktu yang
ditetapkan dan tidak turut memikirkan penumpukan persediaan dan penggunaan
ruangan gudang. Tahap II, Adanya integrasi berbagai komponen logistik di dalam
batas-batas intemal perusahaan. Dalam tahapan ini terjadi integrasi perencanaan
dan pengawasan atas semua fungsi yang terkait dalam satu perusahaan. Akhimya,
tahap III, lntegrasi intemal (yang dicapai di langkah yang sebelumnya) adalah
diperluas ke para pemasok dan pelanggan.
Tahapan ini sebenamya menggambarkan
tahap supply chain integration, yaitu
integrasi total dalam konsep, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang
dilakukan baik integrasi secara internal maupun ekstemal dalam perusahaan
(Gimenez dan Ventura,2003) Tujuan supply
chain management (SCM) ialah untuk mengendalikan inventory dengan manajemen
arus material. Inventori adalah jumlah persediaan material dari pemasok yang
digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan atau mendukung proses produksi
barang atau jasa. Tiga kategori inventori ialah raw material, woft in process
material, finish goods. Perusahaan dapat mengambil pendekatan SCM yang
efisien dan didesain untuk mengkoordinasikan aliran material untuk meminimalkan
persediaan dan memaksimalkan efisiensi perusahaan. Perusahaan-perusahaan saat
ini lebih meyakini bahwa material yaitu komponen yang paling penting dalam
biaya, maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang besar melalui penurunan
biaya material. ltu menjadi salah satu alasan kenapa SCM menjadi suatu kunci competitive weapon (Krajewski dan
Ritzman, 2002) Pendekatan hubungan integrasi antara pelanggan dengan pemasoknya
menjadikan suatu rantai pasokan yang dapat meminimalisasi jumlah safety inventory dengan tetap
menghasilkan persediaan produk yang tinggi (Chopra dan Meindl, 2001).
Orientasi hubungan kerjasama antara
pembeli dan pemasoknya, yang merupakan partner, satu sama lain saling
mendukung. Orientasi kerjasama ini juga mengartikan adanya kemungkinan untuk
pembuatan komitmen jangka panjang dengan win
win relation antara perusahaan dengan pemasoknya (Krajewski dan Ritzman,
2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar