Jumat, 10 April 2015

Supply Chain Management



Supply Chain Management adalah the management of upstream and value of less cost of supply chain as a whole ( Martin Christopher, 1998 ). Supply chain pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyambung hubungan ke hulu dan ke hilir dalam proses produksi dan kegiatan yang berbeda yang menghasilkan nilai yang terwujud dalam barang atau jasa di tangan pelanggan terakhir. SCM tidak sama dengan vertical integration. Vertikal integration umumnya berarti perluasan kearah kegiatan hulu dan hilir. Vertical integration makin lama makin ditinggalkan karena perusahaan cenderung lebih memilih mengembangkan bisnis intinya masing-masing, sedangkan kegiatan yang bersifat non inti lebih baik dioutsourching (lndrajit dan Djikopranoto, 2002)
Konsep dan kecenderungan Supply Chain ini jelas akan sangat mempengaruhi konsep dan kegiatan logistik. Dahulu hubungan perusahaan dengan pemasok dan hubungan dengan pelanggan dianggap sebagai hubungan antar pihak yang saling berlainan kepentingannya dan bahkan berlawanan, sehingga kurang ada kerjasama yang erat. Hal ini disebabkan oleh masih banyak perusahaan kurang sadar bahwa dalam hubungan bisnis antar mereka banyak biaya terbuang dengan tidak memberikan nilai tambah bagi mereka sendiri maupun pelanggan, bahkan menghambat kemampuan bersaing mereka Hal itu disebabkan karena antara lain : jumlah penumpukan persediaan yang terlalu besar untuk menghindari ketidaktersediaan barang yang akan mempengaruhi total biaya perusahaan, dalam bidang produksi yang menggunakan material substitution Ketidaklancaran pasokan material standarya akan mengakibatkan pemborosan waktu dan tenaga serta biaya setiap kali production set up.
 Dewasa ini mereka mulai menyadari bahwa persaingan yang terjadi sebetulnya bukan antar perusahaan downstream dan upstream, tetapi antara supply chain yang satu dengan supply chain yang lain(lndrajit, Djokopranoto,2002). Apabila SCM dibandingkan dengan manajemen logistik sebenamya tidak ada perbedaan yang mendasar. Manajemen Logistik lebih mernfokuskan pada pengoptimalan rencana orientasi dan kerangka kerja berupa perencanaan tunggal untuk aliran produk dan informasi di dalam perusahaan, sedangkan Supply Chain Management tidak hanya integrasi di dalam perusahaan saja, tetapi juga dengan pemasok dan pelanggan (Miranda dan Amin, 2001).
Konsep supply chain yang relatif baru ini sebetulnya merupakan pengembangan dari konsep logistik. Hanya manajemen logistik lebih terfokus pada pengaturan aliran barang didalam perusahaan, sedangkan manajemen supply chain menganggap bahwa internal integration perlu dikembangkan. lntegrasi harus dicapai pada seluruh mata rantai pengadaan barang, mulai dari yang paling hulu (Upstream) sampai dengan yang paling hilir (Downstream). Pengembangan dari manajemen logistik ke Supply Chain Management melalui Pengembangan dari manajemen logistik ke Supply Chain Management melalui empat tahap seperti disajikan pada gambar berikut ini :
 
Gambar 1 Evolusi logistik. Distribusi logistik ke Supply Chain
 Tahap I. Distribusi logistic
                                     

Sumber : lndrajit, Djoko Pranoto
Gambar.1  Evolusi logistik
Gambar 1 di atas dalam tahap l, fungsi logistik adalah dilihat hanya sebagai fungsi distribusi, terpisah dari bagian fungsi organisasi. Karena itu masih ada semacam kesendirian dan ketidaktergantungan fungsi dalam satu perusahaan misalnya antara logistik dengan produksi. Bagian produksi hanya memikirkan bagaimana membuat barang sesuai dengan mutu dan jumlah yang telah ditetapkan dalam target waktu yang ditetapkan dan tidak turut memikirkan penumpukan persediaan dan penggunaan ruangan gudang. Tahap II, Adanya integrasi berbagai komponen logistik di dalam batas-batas intemal perusahaan. Dalam tahapan ini terjadi integrasi perencanaan dan pengawasan atas semua fungsi yang terkait dalam satu perusahaan. Akhimya, tahap III, lntegrasi intemal (yang dicapai di langkah yang sebelumnya) adalah diperluas ke para pemasok dan pelanggan.
Tahapan ini sebenamya menggambarkan tahap supply chain integration, yaitu integrasi total dalam konsep, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan baik integrasi secara internal maupun ekstemal dalam perusahaan (Gimenez dan Ventura,2003) Tujuan supply chain management (SCM) ialah untuk mengendalikan inventory dengan manajemen arus material. Inventori adalah jumlah persediaan material dari pemasok yang digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan atau mendukung proses produksi barang atau jasa. Tiga kategori inventori ialah raw material, woft in process material, finish goods. Perusahaan dapat mengambil pendekatan SCM yang efisien dan didesain untuk mengkoordinasikan aliran material untuk meminimalkan persediaan dan memaksimalkan efisiensi perusahaan. Perusahaan-perusahaan saat ini lebih meyakini bahwa material yaitu komponen yang paling penting dalam biaya, maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang besar melalui penurunan biaya material. ltu menjadi salah satu alasan kenapa SCM menjadi suatu kunci competitive weapon (Krajewski dan Ritzman, 2002) Pendekatan hubungan integrasi antara pelanggan dengan pemasoknya menjadikan suatu rantai pasokan yang dapat meminimalisasi jumlah safety inventory dengan tetap menghasilkan persediaan produk yang tinggi (Chopra dan Meindl, 2001).
 Orientasi hubungan kerjasama antara pembeli dan pemasoknya, yang merupakan partner, satu sama lain saling mendukung. Orientasi kerjasama ini juga mengartikan adanya kemungkinan untuk pembuatan komitmen jangka panjang dengan win win relation antara perusahaan dengan pemasoknya (Krajewski dan Ritzman, 2002).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar