Tetes tebu adalah merupakan
hasil sampingan pembuatan gula pasir dari tebu (Parakkasi, 1995). Bentuk
fisiknya berupa cairan kental dan berwarna hitam dengan kandungan karbohidrat
dan mineralnya yang tinggi sehingga bisa dijadikan pakan ternak walaupun hanya
sebagai pakan pendukung (Widayati dan Widalestari, 1996). Tetes juga mengandung
vitamin B kompleks, yaitu thiamin 0,8%, riboflavin 3,0% dan niacin 28,0%.
Selain itu, di dalam tetes juga terdapat unsur-unsur mikro yang penting bagi
ternak seperti kobalt, boron, jodium, tembaga, mangan dan seng
(Sunna, 2000).
Tetes dapat dipergunakan
sebagai pakan ternak secara langsung atau setelah melalui proses pengolahan
menjadi protein sel tunggal dan asam amino. Harganya relatif murah dan memiliki
kelebihan yang terletak pada aroma dan rasanya, karena itu apabila dicampur
dalam pakan ternak dapat memperbaiki aroma dan rasa pakan sehingga dapat
meningkatkan palatabilitas pada ternak (Siregar, 1996). Secara umum penggunaan
tetes pada ransum sebesar 2% per hari, bila terlalu banyak akan menyebabkan
diare pada ternak (Widayati dan Widalestari, 1996). Pada proses fermentasi,
tetes tebu juga dimanfaatkan oleh bakteri sebagai sumber karbon untuk
perkembangbiakan dan aktivitasnya dalam menguraikan selulosa dan hemiselulosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar