Citra
merupakan suatu representasi (gambaran), kemiringan atau imitasi dari suatu
obyek. Citra juga dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua demensi f(x,y)
dimana x dan y adalah koordinat bidang datar dan harga fungsi f di setiap
pasangan koordinat (x,y) disebut intensitas atau level keabuan (grey level)
dari gambar di titik tersebut. Jika x, y dan f semuanya berhingga (finite) dan
nilainya diskrit disebut citra digital (Hermawati, 2013)
Citra digital juga dapat diolah oleh
komputer menggunakan metode pengolahan citra digital. Pengolahan citra digital
berfungsi untuk memperbaiki mutu citra dan menghasilkan citra yang baru untuk
memudahkan proses indentifikasi pada jaringan syaraf tiruan.
Jenis Citra
Nilai
suatu piksel memeiliki nilai dalam rentang tertentu dari nilai minimum hingga
nilai maksimum. Secara umum rentang nilai yang biasa digunakan 0 – 255. Berikut
ini adalah jenis-jenis citra berdasarkan nilai pikselnya (Putra, 2010)
Citra warna (True Color)
Setiap
piksel pada citra warna merupakan kombinasi dari tiga warna dasar (RGB = Red
Green Blue). Jumlah bit yang digunakan untuk mempresentasikan setiap piksel
dalam wilayah RGB disebut pixel depth. Setiap warna dasar menggunakan penyimpananan 8
bit = 1byte, yang berarti setiap
warna memiliki gradasi sebanyak 255 warna sehingga setiap piksel mempunyai
kombinasi warna sebanyak 16 juta lebih. Citra
memiliki jumlah warna yang cukup besar itulah yang dinamakan true color (Sutoyo dkk, 2009).
Citra Grayscale
Citra
grayscale merupakan citra digital
yang mempunyai satu niali kanal pada setiap pikselnya sehingga nilai RGB
bernilai sama. Nilai tersebut digunakan untuk menunjukan tingkat intensitas
dari citra. Warna yang ditampilkan adalah warna hitam, keabuhan dan putih.
Tingkat keabuhan merupakan warna abu dengan tingkat hitam yang mendekati putih
(putra, 2010).
Perhitungan matematis mendapatkan
nilai grayscale menggunakan metode mengambil
ketiga unsur warna dasar yang kemudian dirata-rata (Saraswati, 2011)
Dimana
X adalah warna grayscale, R adalah
warna merah, G adalah warna hijau dan B adalah warna biru. Keempat element
tersebut dalam satu piksel.
Sedangkan untuk mengubah citra warna
grayscale lebih tepatnya memberikan
bobot yang berbeda pada setiap unsure warna Red,Green, dan Blue(Delima, 2011).
Citra
Biner
Citra
biner merupakan citra digital yang hanya memiliki dua kemungkinan nilai piksel
yaitu hitam dan putih. Citra biner disebut juga sebagai citra B&W (black and white) atau citra monokrom.
Hanya dibutuhkan 1 bit untuk mewakili nilai setiap pixel dari citra biner.
Perbaikan Citra (Image Enhancement)
Perbaikan
citra bertujuan untuk meningkatkan kualitas tampilan citra agar memiliki format
yang lebih baik sehingga citra tersebut lebih mudah diolah dengan computer (Putra,
2010).
Contrast Stretching
Kontras
suatu citra merupakan distribusi piksel terang dan gelap. Pada citra grasyscale dengan kontras rendah akan terlihat terlalu
gelap, terlalu terang atau terlalu abu-abu. Histogram Citra dengan kontras
rendah, semua piksel akan terkelompokan secara rapat pada sisi tertentu.
Sedangkan citra dengan kontras tinggi mempunyai daerah gelap dan terang yang
luas. Histogram citra dengan kontras tinggi mempunyai dua puncak yang
masing-masing terkontraksi pada bagian kiri dan kanan histogram (Putra, 2010).
Salah satu perbaikan citra yang sangat berguna adalah perenggangan kontras atau
biasa dikenal dengan contrast stretching.
Median Filtering
Salah
satu teknik perbaikan citra adalah filtering
yang berfungsi untuk mengurangi noise
dan menajamkan citra. Salah satu macam filtering
adalah median filtering. Median
filtering merupakan salah satu teknik filtering
menggunakan niali tengah (median) dari nilai-nilai dalam matriks kernel
(mask) NxM sebagai piksel baru di pusat kernel.
Operasi
untuk mendapatkan nilai median terbesar dan terkecil berada di ujung atas atau
ujung bawah urut, jadi median akan menggantikan suatu nilai berderau (noise) dengan nilai dekat dengan
tetangganya (Sianipar, 2013).
Histogram Citra
Histogram
adalah suatu grafik yang menunjukan frekuensi kemunculan setiap nilai gradasi
warna. Apabila ditampilkan pada koordinat kartesian maka sumbu x (absis)
menunjukan tingkat warna dan sumbu y (ordinat) menunjukan frekuensi kemunculan.
Histogram bermanfaat sebagai indikasi visual untuk menentukan skala keabuan
yang tepat sehingga diperoleh kualitas citra yang diinginkan. Selain itu
histogram juga bermanfaat untuk menentukan nilai batas ambang (threshold). Pada proses segmentasi obyek
dengan background (Sutoyo dkk, 2009).
Segmentasi Citra
Segmentasi
citra adalah salah satu metode yang digunakan untuk membagi kedalam daerah
intensitasnya masing-masing sehingga dapat dipisahkan antara obyek dan background-nya. Similaritas merupakan
salah satu algoritma dalam segmentasi citra. Similaritas merupakan pembagian
citra berdasarkan kesamaan-kesamaan kreteria yang dimilikinya. Salah satu
contohnya adalah thresholding.
Thresholding
Proses
threshold akan menghasilkan citra
biner dimana citra tersebut memiliki dua nilai tingkat
keabuhan yaitu hitam dan putih (Putra, 2010).
Fungsi
g (x,y) adalah citra biner dari citra warna atau citra grayscale f(x,y) dan T menyatakan nilai ambang. Nilai ambang
memiliki peranan yang penting dan menyatakan kualitas citra biner (Putra,
2010). Pada persamaan diatas, proses thresholding
akan merupakan piksel dengan nilai diatas nilai thresholding akan menjadi
nilai 1 (piksel putih) dan merubah piksel dengan nilai dibawah nilai threshold menjadi nilai 0 (pikel hitam).
Connedted
Component Labeling
Connedted compont
labeling atau
lebih dikenal dengan penandaan komponen terhubung ini berfungsi untuk memeriksa
suatu citra dan pengelompokkan setiap piksel kedalam suatu komponen terhubung
menurut aturan keterhubungan(4, 8 atau m-connectivity).
Setiap komponenen terhubung yang tidak saling terhubung (disjoin) pada suatu citra akan diberikan tanda (label) berbeda
(Putra, 2010).
Penandaan
komponenen terhubung dilakukan dengan cara memeriksa masing-masing piksel dalam
citra untuk mengidentifikasi area piksel yang terhubung. Area piksel yang
terhubung merupakan area dari piksel yang mempunyai nilai intensitas yang sama.
Penandaan komponenen terhubung ini dapat dilakukan pada citra biner dan citra grayscale. Langkah pertama yang
dilakukan penandaan komponen terhubung dengan 8-connectivity yaitu memeriksa
nilai piksel tetangga dari P yaitu piksel atas, kiri diagonal atas kiri dan
diagonal atas kanan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Bila
keempat piksel mempunyai keteganggan bernilai 0 maka berilah tanda baru pada P.
2. Bila
hanya salah satu piksel tetangga bernilai 1 maka berilah tanda dari piksel
tetangga tersebut pada P.
3. Bila
salah satu atau lebih piksel tetangga bernilai 1 maka berilah salah satu tanda
dari piksel tetangga tersebut pada P kemudian semua tanda dari piksel tetangga
bernilai 1 tsb adalah ekuivalen (Putra, 2010).
Ekstrasi Fitur
Ekstarasi fitur (feature extraction) merupakan bagian terpenting dari analisis
citra. Fitur adalah suatu karakteristik unik dari suatu obyek. Karakteristik
fitur yang baik sebisa mungkin memenuhi persyaratan sebagai berikut (Putra,
2010):
1. Dapat
membedakan suatu obyek dengan yang lain nya (discrimination).
2. Memperhatikan
kompleksitas komputasi dalam memperoleh fitur. Kompleksitas komputasi yang
tinggi akan menjadi beban tersendiri dalam menemukan suatu fitur.
3. Tidak
terikat (independence), dalam arti
bersifat invarian terhadap berbagai transformasi.
4. Jumlahnya
sedikit, karena fitur yang jumlahnya sedikit akan dapat menghemat waktu
komputasi dan ruang penyimpanan untuk proses selanjutnya (proses pemanfaatan
fitur).
Pada penelitian ini digunakan beberapa fitur seperti area,
parameter dan faktor bentuk perhitungannya berdasarkan kode rantai (Chain Code). Kode rantai sering
digunakan untuk mendiskripsikan atau mengkodekan bentuk (countour) suatu obyek (Putra, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar