Kamis, 23 Juli 2015

Tahap-tahap dalam audit operasional

Menurut Rob Reider yang dialihbahasakan oleh Agoes dan Hoesada (2009: 146), tahapan audit operasional terdiri atas:
1. Tahap perencanaan (planning)
Tujuan dari tahap ini adalah mengumpulkan informasi tentang bidang operasi, mengidentifikasi kemungkinan adanya masalah dalam bidang operasi tersebut, serta sebagai titik awal untuk mengembangkan dasar program kerja audit operasional.
2. Tahap program kerja (work programs)
Tahap program kerja menguraikan secara terperinci apa yang harus dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga dapat diperoleh suatu temuan pemeriksaan dan memberikan rekomendasi perbaikan.
3. Tahap pelaksanaan kerja lapangan (field work)
Tahap ini merupakan tahap dimana langkah – langkah kerja yang telah ditentukan dalam program kerja dilaksanakan atau direalisasikan. Pada tahap ini, auditor harus mengumpulkan serta menganalisis bukti – bukti atau informasi yang cukup untuk mendukung dan menyajikan temuan pemeriksaan.
4. Tahap pengembangan temuan audit dan rekomendasi (development of findings and recomendations)
Selama pelaksanaan kerja lapangan, auditor mungkin menemukan dan mengidentifikasi kekurangan (deficiency) yang secara keseluruhan dapat mempengaruhi jalannya perusahaan. Auditor harus mengembangkan unsur-unsur temuan audit untuk meyakinkan manajemen bahwa terdapat kekurangan atau penyimpangan sehingga perlu dilakukan tindakan koreksi sesegera mungkin.
5. Tahap pelaporan (reporting)

Tahap pelaporan merupakan tahap akhir dari kegiatan pemeriksaaan. Laporan tersebut bertujuan memberikan informasi yang bermanfaat dan tepat waktu atas kekurangan yang berpengaruh terhadap kegiatan operasi perusahaan dan merekomendasikan perbaikan. Laporan pemeriksaan juga berguna untuk mengomunikasikan hasil dari pemeriksaan kepada pemimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar