Menurut
Rob Reider yang dialihbahasakan oleh Agoes dan Hoesada (2009: 146), tahapan
audit operasional terdiri atas:
1. Tahap
perencanaan (planning)
Tujuan dari tahap ini adalah
mengumpulkan informasi tentang bidang operasi, mengidentifikasi kemungkinan
adanya masalah dalam bidang operasi tersebut, serta sebagai titik awal untuk
mengembangkan dasar program kerja audit operasional.
2. Tahap
program kerja (work programs)
Tahap program kerja
menguraikan secara terperinci apa yang harus dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan sehingga dapat diperoleh suatu temuan pemeriksaan dan
memberikan rekomendasi perbaikan.
3. Tahap
pelaksanaan kerja lapangan (field work)
Tahap ini merupakan tahap
dimana langkah – langkah kerja yang telah ditentukan dalam program kerja
dilaksanakan atau direalisasikan. Pada tahap ini, auditor harus mengumpulkan
serta menganalisis bukti – bukti atau informasi yang cukup untuk mendukung dan
menyajikan temuan pemeriksaan.
4. Tahap
pengembangan temuan audit dan rekomendasi (development of findings and
recomendations)
Selama pelaksanaan kerja
lapangan, auditor mungkin menemukan dan mengidentifikasi kekurangan (deficiency)
yang secara keseluruhan dapat mempengaruhi jalannya perusahaan. Auditor
harus mengembangkan unsur-unsur temuan audit untuk meyakinkan manajemen bahwa
terdapat kekurangan atau penyimpangan sehingga perlu dilakukan tindakan koreksi
sesegera mungkin.
5. Tahap
pelaporan (reporting)
Tahap
pelaporan merupakan tahap akhir dari kegiatan pemeriksaaan. Laporan tersebut bertujuan memberikan
informasi yang bermanfaat dan tepat waktu atas
kekurangan yang berpengaruh terhadap kegiatan
operasi perusahaan dan merekomendasikan perbaikan. Laporan pemeriksaan
juga berguna untuk mengomunikasikan
hasil dari pemeriksaan kepada pemimpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar